PERANAN DAN DAMPAK IPTEK
YANG DIKAITKAN
DENGAN AJARAN AGAMA
FITRIANTI /
09.093.037 / PBI A2
Keutamaan orang-orang yang berilmu
dan beriman sekaligus
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاء اللَّيْلِ سَاجِداً وَقَائِماً يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ
يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ
“ (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran ”. ( QS. Az-Zumar
[39]: 9 )
يُؤتِي الْحِكْمَةَ مَن يَشَاءُ وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُواْ
الأَلْبَابِ
” Allah berikan al-Hikmah ( ilmu pengetahuan,
hukum, filsafat, dan kearifan ) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa
yang dianugrahi al-Hikmah itu, benar-benar ia telah dianugrahi karunia yang
banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (
berdzikir ) dari firman-firman Allah. ”
( QS. AL-Baqorah [2] : 269 )
|
|
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي
الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِي
انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا لَ
تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
” niscaya Allah akan meninggikan orang –orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan ”. ( QS.
Mujaadilah [58] : 11 )
Rasulullah saw
pun memerintahkan para orang tua agar mendidik anak-anaknya dengan sebaik
mugkin. ” didiklah anak-anakmu, karena mereka itu diciptakan buat menghadapi
zaman yang sama sekali lain dari zamanmu kini.” ( Al-Hadits Nabi saw. ).
” menuntut ilmu
itu diwajibkan bagi setiap muslim, sesungguhnya Allah mencintai para penuntut
ilmu. ” ( hadits nabi saw. )
Mengapa kita
harus menguasai IPTEK? Terdapat tiga alasan pokok, yakni:
- ilmu pengetahuan yang berasal
dari dunia islam sudah diboyong oleh negara-negara barat
- negara-negara barat berupaya
mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negara-negara Islam.
- adanya upaya-upaya untuk
melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat
islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat islam sibuk sendiri,
ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.
Kekuatan IPTEK
Hampir menjadi pengetahuan umum ( common
sense ) bahwa dasar dari peradaban modern adalah IPTEK. Iptek merupakan dasar
dan pondasi yang menjadi penyangga bangunan peradaban modern barat sekarang
ini. Masa depan suatu bangsa akan banyak ditentukan oleh tingkat penguasaan bangsa
itu terhadap iptek. Suatu masyarakat atau bangsa tidak akan memiliki keunggulan
dan kemampuan daya saing yang tinggi, bila ia tidak mengambil dan mengembangkan
iptek. Bila dimengerti bila setiiap bangsa di muka bumi sekarang ini,
berlomba-lomba serta ketat dalam penguasaan dan pengembangan iptek.
Diakui bahwa iptek, disatu sisi telah
memberikan ” berkah ” dan anugrah yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia.
Namun di sisi lain, iptek telah mendatangkan petaka yang pada gilirannya
mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Kemajuan dalam bidang iptek telah
menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat manusia. Perubahan ini,
selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada
segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada
kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan umat
manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan
Di negara ini, gagasan tentang perlunya
integrasi pendidikan imtak dan iptek ini sudah lama digulirkan Prof.
B.J.Habibie, adalah orang pertama yang menggagas integrasi imtak dan iptek. Hal
ini selain karena adanya problemdikotomi antara apa yang dinamakan ilmu-ilmu
umum ( sains ) dan ilmu agama ( islam ), juga disebabkan oleh adanya kenyataan
bahwa pengembangan iptek dalam sistem pendidikan kita tampaknya berjalan
sendiri, tanpa dukungan asas iman dan takwa yang kuat, sehingga pengembangan
dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan mamfaat
yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa dalam arti
yang seluas-luasnya.
Secara lebih spesifik, integrasi
pendidikan iptek dan imtak ini di perlukan karena empat alasan :
Ø
Iptek akan
memberikan berkah dan mamfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat
manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan takwa kepada Allah Swt..
sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bisa disalah gunakan pada tujuan-tujuan
yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian,
iptek hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara maknawi.
Ø
Iptek yang
menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang
bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan
dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.
Ø
Dalam hidupnya,
manusia tidak hanya dapat memerlukan sepotong roti ( kebutuhan jasmani ),
tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi ( kebutuhan spritual ).
Oleh karenaitu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan
menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan
yang telah manciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin,
dunia dan akhirat.
Ø
Imtak menjadi
landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia mengcapai
kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi, seperti harta,
pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia
meraih kebahagian.kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha
Tuhan, hanya akan menghasilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa
selain bayangan palsu ( Q.S. An-Nur : 39 ). Maka integrasi imtak dan iptek
harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang
dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia dan kebaikan akhirat seperti doa
yang setiap saat kita panjatkan kepada Tuhan ( Q.S. Al-Baqorah : 201 )
Penyikapan terhadap Perkembangan
IPTEK
Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa ”
alat ” untuk mencapai dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah :
- indera, untuk menangkap
kebenaran fisik
- naluri, untuk mempertahankan
hidup dan kelansungan hidup manusia secara pribadi maupun sosial.
- fikiran, dan atau kemampuan
rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis pengetahuan akal (
pengetahuan biasa, ilmiah, dan filsafi ). Akal juga merupakan penghantar
untuk menuju kebenaran tertinggi
- imajinasi, daya khayal yang
mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan pengetahuannya.
- hati nurani, suatu kemampuan
manusia untuk dapat menangkap kebenaran tingkah laku manusia sebagai
makhluk yang harus bermoral.
Dari uraian di atas ” hakekat ”
penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah memamfaatkan
perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan
kualitas ibadah kepada Allah swt. Kebenaran iptek menurut islam adalah
sebanding dengan kemamfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermamfaat
apabila : pertama, mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya.
Kedua, dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya ( yang baik ).
Ketiga, dapat memberikan pedoman bagi sesama. Empat, dapat menyelesaikan
persoalan umat. Dalam konsep islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung
kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.

0 komentar:
Posting Komentar