Banyak guru
yang belum melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) di dalam proses pembelajarannya di sekolah. PTK masih dianggap sesuatu yang menakutkan dan disamakan dengan skripsi.
Faktor Penyebab belum dilakukannya PTK
·
Guru kurang memahami profesi guru
·
Guru malas membaca
·
Guru malas menulis
·
Guru kurang sensitive terhadap waktu
·
Guru terjebak ke dalam rutinitas kerja
·
Guru kurang kreatif dan inovatif
·
Guru malas meneliti
·
Guru kurang memahami PTK
BAB 2
DEFINISI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
A.
Anggapan
Guru tentang PTK
Menulis karya ilmiah merupakan momok bagi guru karena dianggap
sebagai hal yang sukar, rumit. Hal itu karena kurangnya budaya membaca, padahal
menulis dimulai dari banyak membaca. Penelitian dapat dilakukan bila ada upaya
dari guru untuk memperbaiki kualitas pembelajarannya di sekolah.
B.
Hakikat PTK
menurut Para Ahli
1.
Carr &
Kemmis
Bentuk penelitian refleksi diri (sellf reflective) yang dilakukan oleh
para partisipan dalam situasi sosial untuk memperbaiki rasionalita dan
kebenaran:
a.
Praktik-praktik sosial / pendidikan yang
dilakukan sendiri
b.
Pengertian mengenal praktik-praktik tersebut
c.
Situasi-situasi dimana praktik-praktik
tersebut dilaksanakan
2.
McNiff
Bentuk penelitian reflektif yang
dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk
pengembangan keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tentang, untuk, dan
oleh masyarakat/kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi , pasrtisipasi,
dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok sasaran.
3.
Nama Lain
PTK
Penelitian Classroom Action
Research (CAR) juga dikenal dengan nama:
Participatory
Research, Collaborative Research, Emancipatory Research, Action Learning,
Contextual Action Learning.
C.
Definisi
Penelitian Tindakan Kelas
PTK: Penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan,
melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan
tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa harus
meningkat.
Masalah PTK berawal dari guru sendiri yang berkeinginan
memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan..
PTK merupakan rangkaian riset-
tindakan-riset-tindakan-riset-tindakan…” guna memecahkan masalah.
Beberapa jenis penelitian
tindakan: Penelitian tindakan perorangan (individual action research) dan penelitian tindakan kelompok (collaborative action research).
D.
Penelitian
Tindakan Kelas vs Penelitian Formal
KETENTUAN
|
Penelitian
Formal
|
CAR
|
Pelaku
|
Dilakukan oleh orang lain
|
Dilakukan oleh guru/dosenyang bersangkutan
|
Sampel
|
Harus representatif
|
Tidak harus diperhatikan
|
Instrumen
|
Harus valid dan reliabel
|
Tidak harus valid dan reliabel
|
Statistik
|
Analisis statistic yang baik
|
Tidak harus menggunakan statistik
|
Hipotesis
|
Hipotesis harus jelas
|
Tidak mensyaratkan hipotesis
|
Teori
|
Harus berlandaskan teori yang sudah ada
|
Teori tidak terlalu berpengaruh
|
Fungsi
|
Menguji Teori
|
Memperbaiki praktik pembelajaran secara
langsung
|
E.
Prinsip
Dasar PTK
1. PTK
merupakan upaya yang berkelanjutan secara
siklutis.
2. PTK
merupakan bagian integral dari konteks yang
diteliti.
3. Ilmiah, diagnosis
masalah berdasar pada kejadian nyata.
4. Motivasi
untuk
memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam.
5. Lingkup,
masalah
tidak dibatasi pada masalah pembelajaran di dalam dan luar ruang kelas.
F.
Peran Guru
dalam PTK
1. Guru harus
bertindak sebagai pengajar sekaligus peneliti
2. Guru
mempunyai hak otonomi untuk menilai sendiri kinerjanya. Metode paling utama adalah merefleksikan diri dengan tetap
mengikuti kaidah penelitian yang sudah baku dan bukan tradisional.
BAB 3
MANFAAT PTK BAGI GURU
A.
Berbagai Manfaat PTK
1.
Manfaat Umum PTK
a.
Membantu guru memperbaiki mutu
pembelajaran
b.
Meningkatkan profesionalitas guru
c.
Meningkatkan rasa percaya diri
d.
Memungkinkan guru secara aktif
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya.
2.
Manfaat Khusus PTK
a.
Menumbuhkan kebiasaan menulis
b.
Menumbuhkan budaya meneliti
c.
Menggali ide baru
d.
Melatih pemikiran ilmiah
e.
Mengembangkan ketrampilan
f. Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas
3.
Kesimpulan Manfaat
a. Menumbuhkan kebiasaaan menulis
b. Berpikir analitis dan ilmiah
c. Menambah khasanah ilmu pendidikan
d. Menumbuhkan semangat guru lain
e. Mengembangkan pembelajaran
f. Meningkatkan mutu sekolah secara keseluruhan
B.
Keunggulan
PTK
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi yang aktual
2. Kerangka kerjanya teratur
3. Berdasarkan pada observer nyata dan objektif
4. Fleksibel dan adabtif
5. Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran
6. Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkat kelas
7. Dapat digunakan untuk meningkatkan kepekaan atau profesionalisme guru
C.
Prinsip PTK
1. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar
2. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran
3. Metodologi
yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis
yang dirumuskan cukup meyakinkan
4. Masalah yang
ditelit iadalah masalah pembelajaran
di kelas yang cukup merisaukan guru dan memiliki komitmen untuk mencari solusinya
5. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaanya dan mengindahkan tata karma organisasi.
6. Masalah tidak hanya focus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi secara keseluruhan.
D.
Perlombaan
PTK Tingkat Nasional
PTK setiaptahunnyadiperlombakanolehpemerintah (Depdiknas) danlembagalainnya,
seperti:
1.
Lomba keberhasilan
guru dalampembelajaran
6.
Lomba karya tulis guru ESIS (penerbit ESIS atau Erlangga)
BAB 4
MODEL-MODEL PTK
1. Model Kurt
Lewin
Model Kurt
Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian yang
lain, khususnya PTK. Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri
dari empat komponen yaitu a) perencanaan
(planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing),
dan d) refleksi (reflecting).
2. Model Kemmis & Mctaggart
Model Kemmis & Mctaggart merupakan pengembangan
dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Hanya saja komponen
tindakan (acting) dengan pengamatan (observing) dijadikan sebagai
satu kesatuan karena adanya kenyataan
bahwa antara penerapan acting dan observing merupakan dua
kegiatan yang tak terpisahkan.
3. Model John
Elliott
Desain PTK
John Elliott dijelaskan bahwa di dalam
satu tindakan terdiri dari step atau langkah tindakan, yaitu langkah tindakan
1, langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 3. Adanya langkah-langkah untuk
setiap tindakan ini dengan dasar pemikiran bahwa di dalam mata pelajaran
terdiri dari beberapa materi yang tidak dapat diselesaikan dalam satu tindakan
. untuk menyelesaikan satu pokok bahasan tertentu diperlukan beberapa kali
langkah tindakan, yang terealisasi di dalam kegiatan belajar mengajar.
4. Model
Hopkins
Desain ini berpijak
pada desain model PTK pendahulunya. Selanjutnya Hopkins (1993: 191) menyusun
desain tersendiri sebagai berikut: mengambil start – audit – perencanaan
konstruksi – perencanaan tindakan (target, tugas, kriteria keberhasilan) –
implementasi dan evaluasi: implementasi (menopang komitmen: cek kemajuan;
mengatasi problem) –cek hasil – pengambilan stok – audit (untuk kembali ke
perencanaan konstruksi selanjutnya) dan pelaporan.
5. Model Mc
Kernan
Menurut
McKernan ada tujuh langkah yang harus dicermati dalam PTK yaitu:
a. Analisis situasi
(reconnaissance) atau kenal medan
b. Perumusan
dan klarifikasi permasalahan
c. Hipotesis
tindakan
d. Perencanaan
tindakan
e. Penerapan
tindakan dengan monitoringnya
f.
Evaluasi hasil tindakan
g. Refleksi dan
pengambilan keputusan untuk pengembangan selanjutnya.
BAB 5
PERSIAPAN
PTK
A.
Tahap
Pelaksanaan PTK
Untuk
pelaksanaan PTK, dibutuhkan tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan
(Planning)
2. Tindakan
(Acting)
3. Pengamatan
(Observing)
4. Refleksi
(Reflecting)
B.
Siklus PTK
Satu siklus
adalah satu putaran dalam PTK yang di dalamnya melipti tahapan kegiatan
perencanaan strategi pembelajaran, tahapan pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan strategi yang telah disiapkan, yang diamati tingkat keberhasilannya, dan
dievaluasi apakah tingkat keberhasilan sudah mencapai yang ditargetkan.
Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan strategi yang telah direncanakan bisa
terdiri dari satu atau beberapa pertemuan yang merupakan kelanjutan dalam satu
unit strategi yang telah direncanakan. Misalnya, pertemuan pertama untuk tahapan
pembelajaran menulis berupa pembangkitan skemata siswa (schemata activation) dilanjutkan
dengan drafting awal,
pertemuan kedua adalah tahapan peer editing
dan revising, dan pertemuan ketiga
melanjutkan tahapan publishing. Dalam contoh ini tiga pertemuan dilaksanakan
dalam satu siklus.
C.
Model Utama
Tahapan Pelaksanaan PTK
Siklus
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
1.
Model Kurt Lewin
Konsep pokok
action research menurut Kurt Lewin terdiri dari empat
komponen, yaitu : perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan(observing), dan refleksi
(reflecting). Model ini lebih banyak dipakai karena sangat mudah dipahami
oelh para guru dalam meneliti PTK di sekolah.
2.
Model Kemmi dan McTaggart
Model Kemmis
dan McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt
Lewin seperti yang diuraikan diatas, hanya saja komponen tindakan (acing) dan
pengamatan (observing) dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan
tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama.
D. Tahap Perencanaan PTK
Tahap-tahap
perencanaan PTK terdiri atas:
1. Mengidentifikasi
dan menetapkan Masalah
a. Penyusunan
Masalah
b. Kategori
Masalah Pembelajaran
c. Kriteria
Penentuan Masalah
d. Contoh
Masalah Sebagai Fokus Penelitian Tindakan
e. Contoh
Masalah di Luar Jangkauan
f.
Contoh masalah di Dalam Jangkauan
g. Contoh Fokus
Penelitian selain Masalah
2. Menganalisa
dan Merumuskan Masalah
3. Merencanakan
Tindakan Perbaikan
BAB VI
LANGKAH-LANGKAH PTK
A.
Langkah-langkah Penelitian
Tindakan Kelas:
1.
Adanya ide awal
Pada umumnya
ide awal yang menggayut di PTK ialah terdapatnya permasalahan-permasalahan yang
berlangsung didalam suatu kelas. Ide awal tersebut diantaranya berupa upaya
yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan. Dalam penerapan PTK itu,
dapat diketahui hal-hal yang perlu dilakukan peneliti demi perubahan dan
perbaikan dalam kelas yang sedang diajarnya. Misalnya: guru menenmukan cara
mengenalkan angka kepada anak didiknya dengan membuat kartu mainan “Number”.
2.
Prasurvey
Prasurvey
dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat di kelas yang
akan diteliti.
3.
Diagnosis
Peneliti
perlu melakukan diagnosis atau dugaan sementara mengenai timbulny a suatu
permasalahan yang muncul didalam suatu kelas. Dengan diperolehnya diagnosis,
peneliti PTK akan dapat menentukan berbagai hal, misalnya strategi pengajaran,
media pengajaran, dan materi pengajaran yang tepat kaitannya dengan
implementasi PTK.
4.
Perencanaan
Penentuan
perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan umum dan perencanaan
khusus. Perencanaan umum dilakukan untuk menyusun rancangan yang meliputi
keseluruhan aspek yang meliputi PTK. Sedangkan perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyususn rancangan dari
siklus per siklus. Oleh karenanya, dalam perencanaan khusus ini tiap kali
terdapat perencanaan ulang (replaining). Hal-hal yang direncanakan diantaranya
terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, dan
lain-lain.
5.
Implementsi tindakan
Implementasi
tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah
direncanakan sebelumnya. PTK bersifat emansipatoris dan membebaskan
(liberating), karena mendorong kebebasan Guru dalam berpikir dan beragumentasi
dalam bereksperimen.
6.
Pengamatan
Pada saat
monitoring, pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di
kelas penelitiannya.
7.
Refleksi
Refleksi
adalah perbuatan memikirkan sesuatu yang dilakukan oleh para kolaborator yang
terkait pada PTK yang dilaksanakan. Berdasarkan refleksi ini pula tindakan penguilangan
(replaining) dilakukan.
8. Penyusunan laporan PTK
Penyusunan
laporan harus sistematis dan sesuai dengan acuan yang telah diberikan dalam
penelitian PTK.
B.
Contoh Penerapan PTK
1.
Tindakan Pertama
a.
Membuat pertanyaan secara jelas dan tidak terlampaui panjang.
b.
Pertanyaan ditujukan kepada seluruh siswa.
c.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dulu sebelum
menjawab.
2.
Tindakan kedua
Tindakan
kedua berupa implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran yang telah direvisi
untuk mengatasi masalah pada siklus pertama yang belum tuntas. Selam aproses
belajar pada siklus kedua ini juga akan dilakukan observasi menyangkut
aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
C.
Implementasi PTK
1.
Diagnosis dan penetapan masalah
a.
Jenis ligkup PTK
1)
PTK yang dikaitkan dengan pengelolaan kelas,
2)
PTK yang dikaitkan dengan kegiatan belajar mengajar,
3)
PTK yang dikaitkan dengan pengembanagan atau penggunaan
sumber-sumber belajar,
4)
PTK sebagai wahana peningkatan personal dan profesional
b.
Rumusan masalah
Rumusan
masalah yang mungkin ditetapkan sebagai berikut:
1)
Bagaiman membelajarkan siswa dengan materi tertentu agar siswa mau
dan mampu belajar?
2)
Bagaimana meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar?
3)
Bagaimana mengajak siswa agar di kelas mereka benar-benar aktif
belajar?
4)
Bagaimana menghubungkan materi pembelajaran dengan lingkungan
siswa sehari-hari agar dapat menggunakan pengetahuan dan pemahamannya mengenai
materi itu dalam kehidupan sehari-hari dan tertarik untuk mempelajarinya karena
mengetahui manfaatnya?
5)
Bagaimana memilih strategi pembelajaran yang paling tepat untuk
membelajarkan materi?
6)
Bagaimana melaksanakan pembelajaran kooperatif?
2. Bentuk dan skenario tindakan
Guru perlu
membahas bentuk dan macam tindakan apa yang kira-kira paling dikehendaki untuk
dicoba dan dilaksanakan dalam kelas.
3. Pengembangan instrumen mengukur keberhasilan tindakan
a.
Menurut proses (bagan alir)
Dari sisi proses atau bagan
alirnya, instrumen dalam PTK harus dapat menjangkau masalah yang berkaiyan
dengan input (kondisi awal), proses (saat berlangsung), dan output (hasil).
b.
Menurut hal yang diamati
1)
Pengamatan terhadap guru (observing teacher)
a.
Catatan anekdoktal peristiwa dalam pembelajaran
b.
Catatan anekdoktal interaksi Guru-Siswa
c.
Catatan amekdotal pola pengelompokan belajar
d.
Pengamatan terstruktur
e.
Lembar pengamatan model managemen kelas
f.
Lembar pengamatan keterampilan bertanya
g.
Catatan anekdotal aktifitas pembelajaran
h.
Catatan anekdotal membantu siswa berpartisipasi, dsb
2)
Pengamatan terhadap kelas (observing classroom)
a)
Format anekdoktal organisasi kelas
b)
Format peta kelas
c)
Observasi kelas terstruktur
d)
Format skala pengkodean lingkungan sosial kelas
e)
Lembar cek wawancara personalia sekolah
f)
Lembar cek kompetensi, dll.
3)
Pengamatan terhadap siswa (observing student)
a)
Tes diagnostik
b)
Catatan anekdoktal perilaku siswa
c)
Format bayangan
d)
Kartu profil siswa
e)
Grafik deskripsi profil siswa
f)
Inventori kalimat tak lengkap
g)
Pedoman wawancara untuk refleksi
h)
Sosiogram
4)
Instrumen lain
a)
Pedoman pengamatan
b)
Pedoman wawancara
c)
Angket atau kuesioner
d)
Pedoman pengkajian data dokumen
e)
Tes dan assesment alternatif
4.
Prosedur analisis dan
interpretasi data penelitian
Dalam PTK,
perhatian lebih kepada kasus daripada sampel. Hal ini berimplikasi bahwa
metodologi yang dipakai lebih dapat
diterapkan terhadap pemahaman situasi problematik daripada atas dasar prediksi
di dalam parameter.
Kasus-kasus
yang terjadi dalam pembelajaran di kelas dapat dipecahkan dengan cara Guru
melakukan PTK di kelasnya sendiri sehingga Guru dapat memperbaiki kinerjanya
dan menelaah manfaat dan dampaknya bagi peserta didik.
BAB 7
PEMBUATAN
PROPOSAL PTK
Dalam membuat proposal PTK
biasanya guru mengacu kepada format PTK dari DEPDIKNAS yang terdiri dari :
A.
Judul
Penelitian
Dalam
membuat judul penelitian ada beberapa hal yang harus diketahui adalah :
1. Komunikatif,
mudah dipahami maksudnya oleh pembaca.
2. Memuat
variabel penelitian
3.
Menjawab apa yang ingin ditingkatkan.
4.
Dengan cara apa/upaya apa untuk
meningkatkannya
5.
Sasaran dan lokasi tercermin dalam judul
6.
Banyak kata sekitar 15-20 kata
B.
Bidang Ilmu
Bidang
penelitian yang diteliti sebaiknya relevan dengan disiplin ilmu guru, misalnya
guru matematika tidak membahas pembelajaran yang ada dipelajarn Biologi.
C.
Pendahuluan
Dalam pendahuluan harus dikemukakan :
1.
Latar belakang masalah secara jelas dan
sistematis, meliputi:
a. Uraian
tentang mata pelajaran dalam kurikulum
b. Gambaran
umum isi mata pelajaran tersebut termasuk pembagian waktunya ( Lampirkan
analisis Instruksional, RPP, Silabus dari mata pelajaran yang bersanglkutan)
c. Metode
pembelajaran yang digunakan saat ini.
2.
Masalah yang dihadapi guru ditinjau dari
hasil belajar yang dicapai siswa selama proses pembelajaran. Kriteria masalah yang dapat dibuat PTK adalah :
a. Masalah
disekolah/ dikelas
b. Layak
diteliti dan terjangkau PTK
c. Perlu ada :
Identifikasi masalah, analisis masalah
d. Rumusan
masalah : singkat, Jelas, operasional
e. Bukan
permasalahan individual siswa, tetapi masalah kelas
D.
Perumusan
Masalah
Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan defenisi, asumsi, dan
lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan
kalimat Tanya dengan mengajukan kalimat alternatif tindakan yang akan diambil
dan hal positif yang diantisipasi.
E.
Cara
Pemecahan Masalah
Cara
pemecahan masalah telah menunjukkan akar penyebab permasalahan dan bentuk
tindakan action yang ditunjang dengan
data yang lengkap dan baik.
F.
Tinjauan
Pustaka
Uraikan
dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menghasilkan gagasan mendasari
penelitian yang akan dilakukan. Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka
berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian.
G.
Tujuan
Penelitian
Tujuan Umum
dan khusus diuraikan dengan jelas
sehingga tampak keberhasilannya.
H.
Kontribusi
Hasil Penelitian
Uraikan
kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan pembelajaran
sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan
lainnya.
I.
Metode
Penelitian
Uraikan secara jelas prosedur penelitian
yang akan dilakukan. Kemukakan objek, latar waktu dan lokasi penelitian secara
jelas.
J.
Jadwal
Penelitian
Contohnya jadwal penelitian disusun selama 10 bulan
K.
Personalia
Penelitian
Jumlah personalia penelitian maksimal 3
orang. Uraikan peran dan jumlah waktu yang digunakan dalam setiap bentuk
kegiatan penelitian yang dilakukan. Rincilah nama peneliti, golongan,pangkat, jabatan,
dan lembaga tempat tugas, sama seperti pada lembar pengesahan.
L.
Lampiran-lampiran
1. Daftar
pustaka, yang dituliskan secara konsisten menurut model APA, MLA, atau Turabain
2. Riwayat
hidup ketua peneliti dan anggota peneliti
3. Cantumkan
pengalaman penelitian yang relevan telah dihasilkan sampai saat ini.
BAB 8
PENGUMPULAN DATA PTK
Guru harus dapat mengumpulkan data selama
melaksanakan PTK. Data itu diperoleh melalui berbagai cara untuk mengetahui
jenis data yang diteliti. Jenis data dikumpulkan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan atau ketidakberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang
dicobakan. Jenis alat pengumpulan data harus diuraikan melalui pengamatan
partisipatif, pembuatan jurnal harian, observasi aktifitas di kelas,
penggambaran interaksi dalam kelas dan sebagainya.
A.
Teknik pengumpulan data
1.
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dapat
digolongkan ke dalam tiga jenis:
a. Metode kertas dan pensil
1)
Catatan lapangan pribadi
Guru/peneliti sedara sistematis
membuat catatan tentang situasi kelas.
2)
Buku harian siswa
Siswa diminta untuk membuat
catatan-catatan mengenai respon mereka terhadap pelajaran yang diberikan.
3)
Kuisioner
Kuisioner disusun untuk
memperoleh gagasan-gagasan tentang kecenderungan yang ada.
b. Metode “hidup”
1)
Metode sosiometri
Metode ini untuk menganalisis
hubungan social. Siswa diminta untuk menentukan siapa teman yang disenangi dan
yang tidak disenangi. Guru menganalisis informasi tersebut untuk meningkatkan
suasana social dan emosional dalam kelas.
2)
Interview dan diskusi
Di dalam diskusi diperlukan usaha agar peserta tidak lebih dari 7
orang.
c. Metode ostensive
1)
Presentasi slide-tape
2)
Interview dengan audio-tape
3)
Video-tape
2.
Pembatasan data yang dikumpulkan
Untuk menentukan data yang relevan, guru/peneliti harus mengingat
titik focus penelitian yang telah ditentukan sebelumnya
B.
Alat penelitian untuk pengumpulan
data
Beberapa alat penelitian yang
dapat dipakai untuk membantu penelitian yaitu:
1.
Pengamatan/observasi
Pengamatan atau observasi adalah
proses pengambilan data dimana peneliti melihat situasi penelitian. Untuk
menghindari pengaruh kecenderungan tidak objektif maka digunakan dua atau tiga
pengamat.
a. Beberapa pendekatan prosedur
observasi
1)
Interpretasi
Fakta yang direkam dalam
observasi langsung diinterpretasikan dengan kerangka piker tertentu.
2)
Fokus
Dengan penetapan focus yang
dimaksud perhatian pengamat akan dibatasi pada titik bidik yang telah
ditetapkan. Di sisi lain ada saatnya diperlukan observasi yang bersifat
terbuka.
3)
Pelaksanaan PTK
Dalam konteks PTK guru yang merupakan
pelaksana tindakan merupakan juga pengamat PTK
4)
Tujuan
Observasi dilakukan terutama
untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata
langkah-langkah perbaikan.
5)
Alat bantu rekam
Alat bantu rekam menjanjikan
kemanfaatan yang nyata dalam bentuk kelengkapan rekaman.
6)
Sasaran observasi
Observasi dipusatkan pada proses
maupun hasil tindakan pembelajaran.
b. Pilihan prosedur observasi
1)
Observasi terbuka
2)
Observasi terfokus
3)
Observasi terstruktur
4)
Observasi sistematik
c. Langkah-langkah observasi
1)
Pertemuan perencanaan
2)
Penetapan focus observasi
3)
Penentuan criteria observasi
Beberapa contoh criteria
observasi dalam PTK sebagai berikut:
a)
Peningkatan proses pembelajaran
b)
Peningkatan hasil belajar
c)
Peningkatan keterlibatan warga sekolah dalam tindakan perbaikan
4)
Alat bantu observasi
5)
Keterampilan mengobservasi
a)
Kemampuan “menunda” kesimpulan
b)
Keterampilan hubungan antar pribadi
c)
Kemampuan teknis
d)
Pelaksanaan observasi
6)
Diskusi balikan
7)
Perencanaan tindak lanjut
2.
Wawancara
Wawancara adalah metode
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang
diteliti.
3.
Kuisioner
Ada dua macam kuisioner yaitu
kuisioner tertutup dan kuisioner terbuka.
4.
Tes
Tes ialah seperangkat rangsangan
yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban-jawaban
yang dijadikan penetapan skor angka. Adapun jenis tes dalam penelitian adalah
tes prestasi belajar dan tes kecerdasan.
5.
Daftar inventori kepribadian
Tiga jenis ukuran kepribadian
yang paling banyak dipakai adalah daftar inventori, skala penilaian dan teknik
proyektif.
a. Daftar inventori adalah daftar
pertanyaan yang menggambarkan pola tingkah laku dan mereka diminta untuk
menunjukkan apakah tiap-tiap pertanyaan merupakan ciri tingkah laku mereka.
b. Skala penilaian merupakan alat
penilaian yang memerlukan penilaian yang dilakukan oleh seseorang terhadap
tingkah laku atau penampilan orang lain.
c. Teknik proyeksi adalah ukuran
yang dilakukan dengan jalan meminta seseorang memberikan respon kepada suatu
stimulus yang ambigu atau yang tak tersusun.
6.
Skala
Skala adalah seperangkat nilai
angka yang ditetapkan kepada subjek, objek, tingkah lakudengan tujuan mengukur
sifat.
a. Skala Likert
Skala ini merupakan sejumlah
pertanyaan positif dan negative mengenai suatu objek sikap. Dalam memberikan
respon subjek menunjukkan sangat setuju (2), setuju (1), tidak mempunyai
pilihan (0), tidak setuju (-1) atau sangat tidak setuju (-2).
b. Skala Thurstone
Thurstone mengembangkan metode
untuk menentukan nilai skala tertentu pada hal-hal yang mewakili berbagai
tingkat sikap yang menyenangkan.
c. Skal Guttman
Guttman mengembangkan suatu
teknik dengan menggolongkan skala berdimensi tunggal.
d. Skala perbedaan makna (Semantic defferential scale)
Skala ini didasarkan pada pandangan bahwa objek itu mempunyai dua
macam makna bagi seseorang yaitu makna denotative dan konotatif yang dapat
dinilai sendiri-sendiri
7.
Pekerjaan siswa
8.
Audio taping or video taping
9.
Catatan tingkah laku siswa
10. Attitude scales
11. Dokumentasi
C.
Memonitor Data
1.
Memonitor sendiri
2.
Monitoring oleh teman-teman
3.
Monitoring oleh siswa
4.
Monitoring bersama
D.
Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui diskusi tentang criteria, ruang
lingkup penelitian serta tingkah laku yang terlihat. Analisis adalah memberikan
makna terhadap apa yang telah terjadidi dalam kehidupan kelas sesungguhnya.
E.
Validasi Data
1.
Cara-cara Validasi Data
a. Triangulasi
b. Penjenuhan
c. Triangulasi dengan memakai
berbagai sumber:
-
Survey
-
Kuisioner
-
Observasi
-
Intervensi
-
Dokumen
d. “Audit Trail”
Data diperiksa oleh pihak ketiga misalnya oleh responden kunci
mencakup informasi yang mendeskripsikan cara-cara yang dipakai untuk mengontrol
kesalahan sehingga mampu mengambil kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
F.
Sintesis Data
Mensintesis data berarti
mengumpulkan semua data yang diperoleh dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
mudah dikomunikasikan dan dipahami oleh masyarakat. Sintesis adalah cara
menjelaskan tindakan agar dipertahankan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
:
1.
Kebutuhan akan penelitian tindakan baik antar maupun di dalam
sekolah
2.
Kebutuhan akan dukungan dari teman
3.
Kebutuhan guru untuk mempublikasikan hasil penelitiannya
4.
Kebutuhan majalah-majalah ilmiah yang berhubungan dengan
penelitian serta perguruan tinggi
5.
Kebutuhan untukmenyusun jaringan sebagai forum menukar informasi
G.
Interpretasi Data
Hipotesis / data yang telah divalidasi
diinterpretasikan dengan cara menghubungkan dengan teori-teori dan norma-norma
yang berlaku. Hal ini dimaksudkan untuk member arti terhadap apa yang telah
diperoleh sebagi hasil penelitian.
BAB 9
VALIDITAS
PENELITIAN
Validitas
adalah derajat yang menunjukkan sejauh mana hasil tersebut berguna ( relevan )
sebagai petunjuk untuk guru tertentu, serta kekuatannya untuk memberi informasi
dan argument tentang meningkatkan praktik pendidikan di masyarakat professional
yang lebih luas.
A.
Langkah
Validasi
1.
Validasi
diri sendiri
Ada beberapa criteria untuk membenarkan hasil yang diperoleh,
yaitu:
a. Praktik
Sebagaimana Realisasi Nilai-Nilai (Values)
Penelitian pendidikan dimulai dengan pernyataan, baik secara lisan
maupun tertulis, atau gagasan-gagasan mengenai nilai-nilai. Seringkali
penelitian terlaksana karena nilai-nilai dilupakan di dalam praktik. Keinginan
untuk mengubah sesuatu yang bersifat negative menjadi positif, dan motivasi
untuk meningkatkan pendidikan, menjadi insentif dan pendorong adanya
penelitian.
b. Refleksi
Kritis yang Disengaja
Refleksi kritis merupakan cara di mana pemahaman mengenai praktik
pendidikan di transformasi, dan dimana guru membuat refleksi, serta proses
dipublikasikan sehingga orang lain dapat memahaminya.
c. Kebutuhan
akan Penelitian yang Ilmiah
Pertanyaan-pertanyaan/masalah penelitian tindakan memberikan
prosedur yang logis dalam menunjukkan tahap-tahap penting penelitian.
Peneliti-peniliti dapat saja mengembangkan skema-skema yang menurutnya lebih
memadai untuk kebutuhan mereka sendiri, seperti skema yang ada di buku
d. Interpretasi
Pribadi sebagai Dasar Dialog
Kualitas yang dinilai paling rendah dari guru adalah pengetahuan
yang bersifat intuitif. Kekuatan penelitian tindakan adalah bahwa setiap guru
menginterpretasikan kegiatan mereka sendiri.
2.
Validasi
oleh Teman
Hasil-hasil penelitian mempunyai nilai social hanya apabila telah
dikomunikasikan kepada orang lain. Di dalam penelitian tindakan dianjurkan
untuk mempublikasikan apa yang telah di peroleh peneliti, dan membahasnya
dengan orang lain. Meskipun apa yang telah dilakukan guru/peneliti telah dapat
meningkatkan proses belajar siswanya tetapi hal tersebut perlu di validasi
secara eksternal oleh orang lain yang dapat menyetujui dan mengatakan bahwa apa
yang diperoleh memang berguna bagi orang lain.
a.
Prosedur
Menghadapi Kelompok Validasi
Prosedur menghadapi kelompok validasi adalah sebagai berikut:
1) Sebelum
pertemuan, berikan laporan tentang apa yang telah dilaksanakan di dalam
penelitian.
2) Ajukan
kepada kelompok validasi pertanyaan-pertanyaan antara lain:
a) Apakah
laporan ini merupakan deskripsi yang valid mengenai proses pendidikan?
b) Apakah
bukti-bukti yang terlihat mendukung apa yang telah dilakukan oleh peneliti?
c) Adakah
terlihat indikasi saat-saat kritis yang menunjukkan adanya nilai-nilai
pendidikan?
3) Kelompok
validasi mengkaji bukti-bukti yang ada, menyesuaikannya dengan transkrip,
rekaman ( kalau ada ), dan membicarakannya dengan peneliti. Dianjurkan untuk
mengadakan pertemuan-pertemuan secara berkala dan teratur di dalam penelitian
tindakan ini.
b.
Kriteria Pernyataan Validitas Komunikasi
Sosial
Ada empat criteria yang perlu diperhatikan untuk menyatakan
validasi komunikasi social yang sangat berguna bagi penelitian tindakan, yaitu
bahwa:
1) Pernyataan
benar,
2) Pembicaraan
dapat di mengerti seluruhnya,
3) Pembicaraan
otentik
4) Situasi
memadai untuk hal-hal yang akan di katakana.
c.
Kesepakatan
Peneliti dan Kelompok Validasi
Jadi antara peneliti dan kelompok validasi harus ada kesepakatan
bahwa:
1) Apa yang di
katakan mengenai tindakan yang telah dilaksanakan di dalam penelitian benar.
2) Keduanya
memakai bahasa dan ungkapan yang dapat di mengerti oleh kedua belah pihak.
3) Kedua belah
pihak menjunjung tinggi kebenaran serta menghindari kesalahan.
4) Situasi
cocok untuk mendiskusikan isu tersebut.
3.
Validasi
oleh Siswa
Bagi peneliti sangat penting untuk memperoleh catatan mengenai
reaksi yang di berikan oleh siswa terhadap tindakan-tindakan yang tealh
dilaksanakan. Catatan siswa dapat diperoleh dalam bentuk catatan harian,
pernyataan pendek yang tertulis, atau rekamanbaik audio maupun video, yang
setiap kali perlu didiskusikan.
a. Hal-hal yang
perlu di perhatikan
Dalam melakukan PTK perlu diiingat:
1) Teori-teori
dalam pendidikan tidak/kurang berarti apabila tidak ada implikasi secara
praktis
2) Aplikasi teori-teori
tersebut tidak dapat netral, karena oranglah yang mengambil
keputusan-keputusan.
3) Penelitian
tindakan kelas adalah untuk memecahkan masalah yang ada di sekolah.
4) Tidak
menolak teori-teori yang ada, tetapi menggeser peranannya ke situasi baru.
5) Memerlukan
partisipasi orang lain
6) Memerlukan
keterbukaan terhadap pengalaman-pengalaman dan proses-proses baru.
b. Lingkaran
Tindakan-Refleksi
PTK seperti lingkaran yang terus berputar sampai guru mengalami
kepuasaan dalam pembelajarannya. Lingkaran-refleksi itu contohnya:
1) Saya
mengalami masalah karena sebagian/beberapa nilai saya tak dapat diterapkan di
dalam praktik.
2) Saya
membayangkan cara memecahkan masalah tersebut.
3) Saya
terapkan gagasan tersebut.
4) Saya
mengevaluasi hasil pemecahan masalah tersebut.
5) Saya mengadakan
modifikasi rencana dan gagasan-gagasan selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi.
6) Saya
berusaha untuk melakukan refleksi dari pembelajaran yang telah saya lakukan.
c. Tips
Melaksanakan PTK
Yang perlu diperhatikan di dalam pelaksanaan penelitian tindakan
kelas adalah:
1) Mulai dari
keinginan guru untuk memperbaiki pembelajarannya.
2) Mulai dengan
hal-hal/ruang lingkup yang kecil ke langkah berikutnya.
3) Rencana
dengan baik antara lain:
a) Mana masalah
yang perlu di teliti dahulu, siapa yang akan diikutsertakan, bagaimana umpan
balik, sumber-sumber apa yang dipakai dsb.
b) Buat jadwal
waktu yang realistis
4) Ikut
sertakan orang lain, sebagai partisipan dan validator
5) Beri
informasi kepada orang lain mengenai pendidikan anda
6) Beri laporan
kepada orang lain dan minta umpan balik
7) Susun jadwal
untuk penulisan.
d. Hal-Hal yang
Perlu Diwaspadai
Guru hendaknya berhati-hati terhadap hal-hal di bawah ini:
1) Pemikiran
tertentu dapat berubah karena tidak sesuai dengan kenyataan.
2) Dapat
terjadi kesalahan/ketidakberesan dalam berbagai aspek
3) Dapat terjadi
gangguan-gangguan dari pihak system yang telah ada
4) Selalu
ditemukan kesulitan dalam memulai, karena itu susunlah permasalahan yang
dikuasai oleh guru sendiri.
BAB 10
SYARAT KEBERHASILAN PTK
A. Faktor Penentu Keberhasilan PTK
1.
Rencana , rencana merupakan rangkaian tindakan berurutan untuk memperbaiki pembelajaran
2.
Tindakan, tindakan dalam PTK harus hati-hati dan merupakan
kegiatan praktis yang terencana.
3.
Observasi, observasi berfungsi mendokumentasikan implikasi
tindakan yang diberlakukan kepada subjek.
4.
Refleksi, refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian
kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah
dicatat dalam observasi.
B. Syarat Keberhasilan PTK
1.
Tekad, Komitmen dan Dedikasi
Guru, teman sejawat serta para siswa harus memiliki tekad dan
komitmen serta dedikasi yang kuat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.
Tanggung Jawab Guru dan teman Sejawat
Guru dan teman sejawat menjadi pusat penelitian sehingga dituntut
untuk bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai setelah melakukan
PTK.
3.
Tindakan Berdasar Pengetahuan
Tindakan yang harus dilakukan guru hendaknya didasarkan pada
pengetahuan, baik pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoritis maupun
pengetahuan teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan
dipadukan dengan pengalaman orang lain atau guru lainnya dari tinjauan pustaka
hasil penelitian tindakan juga berdasarkan nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya.
4.
Situasi Dapat Diubah
Tindakan PTK dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan
bahwa situasi dapat diubah ke arah perbaikan.
5.
Pengajuan pertanyaan
PTK melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan perubahan tindakan.
6.
Pemantauan Sistematik
Guru harus memantau secara sistematik agar dapat mengetahui dengan
mudah arah dan jenis perbaikan.
7.
Penjabaran Tindakan
Guru membuat penjabaran atau deskripsi otentik objektif tentang
tindakan yang dilaksanakan dalam riwayat faktual, perekaman audio, video,
riwayat subjektif yang diambil dari buku harian, refleksi, observasi pribadi,
dan riwayat fiksional.
8.
Penjelasan tindakan
a.
Identifikasi makna
Kita perlu identifikasi makna yang mungkin diperoleh (dibantu)
wawasan teoritik yang relevan, pengaitan dengan penelitian lain.
b.
Mempertanyakan motif tindakan dan evaluasi atas hasil
c.
Teorisasi
9.
Penyajian laporan hasil PTK
Guru perlu menyajikan laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk:
a.
Tulisan tentang hasil refleksi diri
b.
Percakapan tertulis yang dialogis
c.
Narasi dan cerita
d.
Bentuk visual
10.
Validasi pernyataan
keberhasilan PTK
Guru perlu memvalidasi pernyataannya tentang keberhasilan PTK
melalui pemeriksaan kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti, baik
dilakukan sendiri maupun bersama teman, meminta teman sejawat untuk
memeriksanya sehingga muncul masukan yang dapat digunakan untuk memperbaikinya.
11.
Pemahaman Prosedur PTK
a.
prosedur pertama, penyusunan proposal PTK
b.
prosedur kedua, pelaksanaan rencana tindakan
c.
prosedur ketiga, analisis data
d.
prosedur keempat. Penulisan laporan PTK
12.
Penulisan Karya Tulis mengenai PTK
PTK belum dikatakan berhasil bila guru belum menuangkannya ke
dalam karya tulis. Karya tulis sebenarnya sangat bermanfaat bagi masyarakat
pengguna lain.
C. Langkah-Langkah yang Dilakukan Agar Sukses Dalam Membuat Karya
Tulis Ilmiah
1.
Komitmen
Setiap guru harus mempunyai komitmen yang tinggi dalam membuat
karya tulis ilmiah. Jangan samapai dirinya dikalahkan oleh kemalasannya
sendiri. Komitmen adalah janji yang tercermin dalam tindakan. Jika seseorang
memiliki komitmen yang tinggi dalam menyelesaikan karya tulis ilmiahnya maka keberhasilan
itu akan ada di depan mata. Mereka yang sukses dalam karya tulisnya adalah
mereka yang mempunyai komitmen yang tinggi pada dirinya sendiri.
2.
Konsisten
Rutinitas kerja yang padat sering kali membuat para guru menjadi
inkonsistensi terhadap komitmen yang mereka ucapkan. Terlebih jika mereka
mengalami kendala-kendala yang menggagggu jalannya pembuatan karya ilmiah.
Wajar saja jika mereka belum berhasil menyelesaikan karya tulisnya, karena
untuk keberhasilan sebuah karya tulis dibutuhkan konsistensi terus menerus dan
tak pernah berhenti menulis. Apabila ada kendala yang dihadapai, maka tak perlu
sungkan untuk meminta bantuan orang lain untuk menyelesaikan kendala tersebut.
3.
Kerja Keras
Kerja keras adalah gerbang utama berikutnya yang harus dilakukan
oleh seorang guru agar sukses dalam membuat karya tulisnya. Dalam pembuatan
karya tulis ilmiah seorang guru harus bekerja keras untuk membuat karya tulis
ilmiah yang enak dibaca dan komunikatif serta bermanfaat bagi orang lain.
4.
Kerja Cerdas
Seorang guru harus pandai membagi waktu. Ia harus tau kapan ia
harus meulis kapan ia harus berinteraksi dengan teman-temannnya untuk
mendapatkan masukan. Jangan pernah menunda-nunda pekerjaan. Sperti halnya bunyi
pepatah “sedikit demi sedikit lama-lama akan jadi bukit”. Begitu juga dalam
melaporkan penelitian. Harus dicatat sedikit demi sedikit baru kemudian
dipindahkan dalam bentuk laporan penelitian.
5.
Kerja Ikhlas
Kerja ikhlas hendaklah menjadi bagian dalam membuat sebuah karya
tulis. Ketika niat ikhlas maka akan muncul sebuah kekuatan super yang akan
membantu kita mewujudkan ide-ide dalam sebuah tulisan. Tulisan yang berbobot
adalah tulisan yang komunikatif dengan pembacanya dan memberikan pencerahan
kepada siapa saja yang membacanya.
6.
Kerjasama/Kolaboratif
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah, sebaiknya dilakukan dengan
berkolaborasi bersama teman sejawat, karena dengan itukita akan banyak mendapat
masukan. Jangan sampai anda hanya mengungkapkan pendapat pribadi yang sifatnya
subyektif dan cenderung menyalahkan yang lain.
7.
Koneksi
Tak ada orang yang sukses hari ini tidak memiliki koneksi. Dalam
dunia sekolah anda harus bersinergi membangun jaringan terutama dengan kepala
sekolah yang merupakan orang nomor satu di sekolah anada
8.
Kemauan Kuat
Kemauan yang kuat membuat seseorang memiliki kekuatan yang dahsyat
yang membuatnya merasa mudah dalam melakukan penelitian dan melaporkannya dalam
bentuk karya tulis.
9.
Kontekstual
Tulislah sesuatu yang sesuai dengan keadaan nyata di lapangan atau
kelas. Sesuai dengan kebutuhan siswa dan juga guru sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.
10.
Kredibel
Karya tulis yang dibuat harus merupakan karya pribadi bukan karya
yang memplagiasi karya orang lain.
11.
Kerja Tuntas/Ketuntasan
Jangan menunda-nunda pekerjaan. Segera tuntaskan jadwal yang telah
direncanakan hingga selesai.
12.
Kejujuran
Karya tulis yang dibuat harus dilandasi kejujuran. Jangan sampai
menuliskan sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
13.
Ketelitian/Kecermatan
Tanpa ketelitian yang tinggi sebuah karya ilmiah tidak akan dapat
dibuat dengan baik. Itu sebabnya seorang guru yang ingin karya ilmiahnya baik
harus teliti.
14.
Kesabaran
Karya tulis yang baik adalah karya tulis yang runut metodologinya,
baik bahasanya serta dilengkapi kajian pustaka. Untuk itu semua, diperlukan
kesabaran ekstra. Tanpa kesabaran yang tinggi, karya itu akan menjadi karya
yang terkesan tergesa-gesa.
15.
Kreativitas
Guru harus kreatif dalam membuat karya tulisnya. Bukan hanya (ATM/
Amati Tiru Modifikasi). Jangan sampai apa yang ia tuliskan telah diteliti oleh
orang lain.
16.
Kondusif/keadaan yang baik
Karya tulis yang dibuat oleh guru harus menunjukkan suasana yang
kondusif dalam melakukan tindakan perbaikannya.
17.
Keragaman
Karya tulis yang dibuat disarankan beragam, agar kita mendapatkan
khasanah ilmu pendidikan yang beragam pula.
18.
Konten Kreatif
Hendakalah karya tulis yang dibuat benar-benar kreatif, jangan
menuliskan konten yang hamper sma-sama saja kontennya dengan yang dituliskan
oleh orang lain.
19.
Keaslian
Karya tulis yang dibuat oleh guru haus orisinil dan dapat
dipertanggungjawabjkan keasliannya.
20.
Komunikatif
Dalam penulisana karya tulis ilmiah haruslah menggunakan bahasa yang
komunikatif. Ketika bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah popular yang
komunikatif maka karya tulisannya akan mudah dicerna dan bermanfaat untuk orang
banyak.